TINJAUAN TERHADAP PENGOLAHAN SAMPAH DI KOTA SAMARINDA


Disusun oleh :
1. Khofifah Nurwahidah Balqis / 1730150178
2. Rita Pujiati Rahayu  / 1713015186

Apa itu sampah dan bagaimana cara pengolahannya ?
Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar (Panji Nugroho, 2013).

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial (sulit terselesaikan). Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural/kebiasaan karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar khususnya di Samarinda. Bank Dunia dalam laporan yang berjudul “What a Waste: A Global Review of Solid Waste Management”, mengungkapkan jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus naik sebesar 70% mulai tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun. Data Bank Dunia juga menyebutkan, total sampah tidak diangkut setiap harinya sekitar 348.000 meter titik atau sekitar 300.000 ton (Departemen Pekerjaan Umum, 2012).

Pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah sebagai barang yang masih bisa dimanfaatkan tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya. Seharusnya pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sebisa mungkin dekat dengan sumbernya, seperti dilingkungan RT/RW, sekolah, dan rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi kompos organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi (Panji Nugroho, 2013).

Kota Samarinda adalah salah satu kota yang sampai saat ini masih menghadapi masalah persampahan. Persoalan sampah setiap tahun bertambah parah, terakhir yang menjadi masalah adalah terkait tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kota Samarinda sudah tidak mampu menampung tumpukan sampah bahkan kondisi TPA kota Samarinda saat ini sangat memperihatinkan, karena sudah hampir sampai ke pemukiman warga. Sebagian besar masyarakat yang hidup di bantaran sungai karang mumus, Samarinda mempunyai kebiasaan membuang sampah ke sungai atau ke parit- parit pembuangan air dan dari sampah – sampah tersebut menimbulkan berbagai masalah antara lain lingkungan di sekitar tepi sungai terlihat sangat kotor, banyak lalat, nyamuk, bahkan menyebarkan aroma yang tidak sedap. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku faktor predisposisi (predisposing factor), seperti kebiasaan masyarakat, pengetahuan masyarakat tentang sampah, yang kedua adalah faktor yang memudahkan (Enabling Factor) seperti ketersediaan fasilitas tempat sampah yang disediakan dan lain sebagainya dan faktor yang memperkuat (Reinforcing Factor) seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan.

Bagaimana peran Pemerintah Kota Samarinda dalam menangani permasalahan sampah di kota Samarinda? 
  1. Mencanangkan program 3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle. 3R merupakan program yang dimana perwujudannya sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Salah satu metode yang diunakan untuk mengatasi masalah sampah yakni mensosialisasikan pengelompokan sampah, namun entah mengapa cara ini tidak pernah berhasil
  2. Saat ini pemerintah masih terbatas pada pengumpulan sampah tanpa upaya berkelanjutan, pemerintah harus membuat komunitas pengolah sampah disetiap wilayah,sehingga sampahsampah yang sudah terkumpul dalam bentuk sampah organik dan an-organik dapat ditindaklanjuti untuk menjadi sesuatu yang baru,karena sekarang ini ketika orang-orang sudah mulai mengelompokan sampah berdasarkan sifatnya ketika sampah itu di angkut oleh mobil kebersihan akhirnya malah di campur kembali
  3. Mendorong semaksimal mungkin kreatifitas masyarakat. Sebagai manusia yang dibekali akal fikiran, kita dituntut untuk bisa berkreasi, tentu dalam masalah ini pun bumi kita membutuhkan inovasiinovasi yang bisa membuat masalah sampah ini teratasi, misal dengan menciptakan alat pengubah sampah baik organik maupun anorganik menjadi suatu hal yang baru dan dapat digunakan dengan pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan.

Jadi upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menangani persampahan di kota samarinda sudah efektif, namun demikian peran pemerintah masih belum membuahkan hasil yang baik dikarenakan belum sepenuhnya upaya tersebut didukung oleh semua lapisan masyarakat karena pada dasarnya permasalahan sampah di kota samarinda ini karena masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan kotanya.

Apa kendala bagi pemerintah Kota Samarinda dalam menangani permasalahan sampah di kota Samarinda?  
  1. Kurang disiplinnya masyarakat kota samarinda, masih banyak yang tidak mengerti dan belum sadar akan kebersihan kotanya. Didalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan merupakan suatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.
  2. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku. Contohnya, pengaruh lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam munculnya perilaku membuang sampah sembarangan.
  3. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika tersedianya banyak tempat sampah.
  4. Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya. Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di tempat itu.

Mari kita menjadi pelopor lingkungan bersih dan sehat karena manfaat untuk lingkungan yang bersih kita sendiri yang merasakan manfaatnya, Jangan membuang sampah sembarangan, dan Kurangi pemakaian barang atau benda yang melahirkan sampah.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mukmin Rehas dan Parlindungan Pasaribu “Tinjauan Terhadap Pengelolaan Sampah Di
            Kota Samarinda”. mukmin@uwgm.ac.id parlindunganpasaribu@uwgm.ac.id. Fakultas 
           Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda.

Departemen Pekerjaan Umum Kementerian Lingkungan Hidup, 2012. Profil Bank Sampah
Indonesia 2012, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah Deputi Pengelolaan B3, Limbah B3
dan Sampah.

Nugroho, Panji. 2013. Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka baru Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANAMAN DAUN KOKANG BERKHASIAT SEBAGAI OBAT JERAWAT

KENAPA MASIH SERING TERJADI RESISTENSI ANTIBIOTIK ?